Di zaman modern, ada tradisi memperingati ulang tahun
perkimpoian. Kalau 25 tahun perkimpoian disebut kimpoi perak, sementara
50 tahun perkimpoian disebut kimpoi emas. Tetapi, menurut pengakuan Ibu
Fatmawati, dia dan Bung Karno tidak pernah merayakan ulang tahun
perkimpoian
Jangankan kimpoi perak atau kimpoi emas, ulang tahun pernikahan ke-1,
ke-2 atau ke-3 saja tidak pernah. Sebabnya tak lain karena keduanya
tidak pernah ingat kapan menikah. Ini bisa dimaklumi karena saat
berlangsungnya pernikahan, zaman sedang dibalut perang. Saat itu Perang
Dunia II sedang berkecamuk dan Jepang baru datang untuk menjajah
Indonesia.
“Kami tidak pernah merayakan kimpoi perak atau kimpoi emas. Sebab
kami anggap itu soal remeh, sedangkan kami selalu dihadapkan pada
persoalan-persoalan besar yang hebat dan dahsyat,” begitu cerita Ibu
Fatmawati di buku Bung Karno Masa Muda, terbitan Pustaka Antar Kota,
1978.
Kehidupan pernikahan Bung Karno dan Fatmawati memang penuh dengan
gejolak perjuangan. Dua tahun setelah keduanya menikah, Indonesia
mencapai kemerdekaan. Tetapi ini belum selesai, justru saat itu
perjuangan fisik mencapai puncaknya. Bung Karno pastinya terlibat dalam
setiap momen-momen penting perjuangan bangsa.
Pasangan ini melahirkan putra pertamanya yaitu Guntur Soekarno
putra. Guntur lahir pada saat Bung Karno sudah berusia 42
tahun. Berikutnya lahir Megawati, Rachmawati, Sukmawati, dan Guruh.
Putra-putri Bung Karno dikenal memiliki bakat kesenian tinggi. Hal itu
tak aneh mengingat Bung Karno adalah sosok pengagum karya seni,
sementara Ibu Fatmawati sangat pandai menari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar